Kursi Klinik dan Wanita Cantik | #30HariMenulisSuratCinta

Jumat, 10 Februari 2012 0 komentar


Hei sedap malam...
Pernahkah kamu melihat hujan warna warni?
Atau embun permata di pagi hari?
Atau kerlip bintang yang berkedip genit?

Iya... Itu semua lembut merasuk ke retina mataku ketika kamu berdiri di hadapanku. Mungkin memang benar, anugerah terindahku adalah ketika melihat bayanganku sendiri berpendar di hitam bola matamu.

Entah mengapa semua terasa begitu indah, apalagi ketika aku duduk di kursi klinik panjang, lengkap denganmu di malam itu. Perasaan kecilku berkata akulah Superman yang bisa menjagamu, menyelamatkanmu dari bertubi rasa sakit dalam kepalamu.

Jika ada ranking dua anugerah terbesar yang pernah aku miliki darimu, mungkin adalah menggenggam jemari keriputmu. Sungguh aneh, jemarimu tak seindah bagian tubuhmu yang lain. Tapi aku suka.

Sadarkah kamu? Kamu adalah wanita yang pertama memelukku setelah dekapan Mama. Yang kurasakan hanya hangat bercampur rasa tenang ketika tak sejengkal pun jarak memisahkanku darimu. Semua begitu indah. Seakan seluruh alam berlomba-lomba mencipta suasana nyaman tak terkian.

Kamu pernah bertanya kan? Bertemu denganmu adalah anugerah atau musibah untukku? Tanpa perlu menunggu satu kali putaran bumi, dengan yakin aku berkata, itu anugerah. Dan itu indah.

Mungkin Tuhan sedang cemburu padaku, hingga anugerah itu lembut terangkat dari jangkauanku.
Mungkin rayuanku kepada Tuhan, harus lebih digalakkan.
Mungkin air mataku harus lebih banyak tumpah di sajadah.

Hingga Tuhan mengembalikan anugerah itu, ada atau tanpa kamu...

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Bravo | TNB