Mentari Putra Harapan (Bacaan waktu SD)

Sabtu, 23 April 2011 10 komentar


Brumm.. brumm.. Minggu sore, pria berhelm hitam bertuliskan “Motul” itu tiba di depan rumah, seperti biasa memakai jaket jeans kumal, membawa setumpuk koran dan berbagai macam majalah, celana jeans dengan lutut yang sengaja dilubangi menambah aksen eksentrik menutupi wajah yang sebetulnya boleh dibilang lebih menjurus ke melancholis. Saya menyebut orang itu sebagai “Pembawa Kebahagiaan.”


Lebih dari satu dasawarsa terakhir, kejadian itu tak pernah muncul kembali. Namun selalu tersenyum jika mengingatnya, berdua dengan kakak saya menanti datangnya majalah kesukaan kami, MENTARI PUTERA HARAPAN. Terkadang kami berdua membacanya secara bersamaan beriringan, namun lebih sering pertengkaran kecil si rumah type 36 itu pecah berebut siapa yang lebih dulu membacanya. Meskipun dengan tangisan andalan saya akhirnya saya juga yang menang. Hehehe..

Berbicara tentang Mentari Putera Harapan, semua anak seumuran saya pasti tahu itu. Tak pernahmasuk iklan televisi tapi bagi saya ini jauh lebih menarik daripada majalah Bobo yang menurut saya itu majalah sesat. Mengapa sesat? Logo majalah Bobo adalah kelinci, itu adalah majalah playboy edisi anak-anak. Satu lagi Batman dengan kekuatan super power dan peralatan tempur yang canggih harus menyerahkan huruf “B” dipakai seekor kelinci biru untuk disematkan di dadanya. Dan itu menurut saya tidak adil, sungguh naif. #udahvo #mulailebaydeh

Oke, back to the topic, malam itu saya bertanya dalam hati, mencoba menerawang jauh membuka lembar demi lembar isi dari Mentari Putera Harapan, dan berikut ini menurut saya bagian-bagian yang paling menarik dari majalah tersebut:

1. Hamindalid Si penyihir sakti


Nah.. ini nih jagoan saya, saat pertama kali mendapatkan majalah di tangan, pasti semua anak dengan refleks membuka halaman, membagi dua sama persis tepat di tengah-tengahnya, kalau saya tidak salah ingat, ini adalah halaman ke-20, sebuah cerita gambar berwarna dengan isi cerita seorang penyihir sakti asli bikinan anak negeri. Sumpah saya ngefans banget sama tokoh yang satu ini, jauh sebelum harry potter dan Dumbledor diciptakan. Bahkan sampai saat ini saya masih berkeyakinan bahwa JK Rowling itu terinpirasi dari kisah hamindalid dan mengubah sim milikiti menjadi winggastrium leviossa. Saya yakin, jika kisah hamindalid dibikin film kartun pasti akan sukses. Jika “Aku harus jujur” cerita bergambar ini sungguh” tak lekang oleh waktu”, sebuah cerita “Kenyataan perasaan” yang ditulis “Demi Cinta” #tuhkanvo #mulaigakfokus

2. Tari si pintar melukis/Super Bego


Kalau yang ini, letaknya persis tepat setelah hamindalid, sama-sama cerita bergambar hanya bedanya tidak diwanai saja (mungkin keterbatasan biaya produksi). Pada mulanya, halaman ini diisi dengan cerita Tari, seorang anak yang pandai menggambar, hingga mampu mengelabuhi musuh-musuhnya yang tak bisa membedakan mana gambar dan mana kenyataan. Namun setelah dirasa cergam ini sangat tidak mendidik, mungkin banyak anak yang terpengaruh mencoret-coret tembok seperti Si Tari ini, akhirnya pada tanggal 11 Februari 1995 (ih serius inget gitu tanggalnya? Ya.,enggaklah, ngarang aja biar keliatan keren), cerita ini diganti menjadi Super Bego, Seorang pahlawan yang memang Bego. Padahal juga sama-sama gak mendidik -_-“

3. Gino CS


Cerita ini letaknya ada di paling belakang, meski hanya satu lembar, namun dicetak dengan kertas glossy licin. Ceritanya tentang Mat Kribo yang saking kribonya matanya ketutupan rambut, Gino dengan baju merah dan celana monyet warna putih (Anoman.. dong..) yang memang dulu booming banget celana monyet kedodoran, dan Tiwuk perempuan yang nakalnya merupakan kombinasi antara Giant, Suneo dan Rita Repulsa.

4. Abunawas


Nah, kalo sudah selesai baca ketiga cergam di atas, mulai deh baca yang banyak tulisannya. Cerita Abunawas yang ngakalin Sang Raja selalu banyak hikmah, dan tak jarang mengundang gelak tawa. Meskipun di saat itu saya kurang mengerti apa yang bisa ditertawakan tapi berhubung kakak saya tertawa, ya saya ikut tertawa saja, mungkin saat itu menertawakan diri sendiri yang gak ngerti maksudnya.

5. Sahabat Pena, Kolom Puisi dan Gambar


Hmm... sahabat pena kalo saat ini sih menurut saya sudah kayak facebook dan twitter. Kalian nge-wall lalu banyak yang comment. Sekalinya punya sahabat pena, selalu ada sensasi saat membuka surat dari sahabat pena. Sama kayak kalian buka tutup minuman bersoda lalu meletup dan berbusa, membuncah. Begitu pula puisi, saat itu saya pernah mengirimkan puisi yang saya jiplak persis dari buku bahasa Indonesia kelas dua SD. Dan kalian tahu endingnya bukan? Ya.. puisi saya tidak pernah dimuat.

6. Gudang Humor


Yang satu ini selalu bikin ketawa, ya setidaknya pada saat itu. Saat saya masih bau kencur dan anak ingusan. Padahal kalau dipikir-pikir sama sekali gak lucu. Saya beri contoh satu yang benar-benar saya ingat:
Andi : “Apa Bahasa Arabnya orang Keinjek Gajah?”
Budi : “Wah.. aku gak pernah ke Arab ndi.. gak tau bahasanya juga. Emang apa jawabnya?”
Andi : “Innalillahi wa innailaihi Raji’un..”
Budi : “ Grrrrrrr...”
Nah dari lelucon di atas, adakah rasa lucunya? Gak ada bukan.. jadi mengapa saya dulu bisa-bisanya tertawa dan mempraktikkan tebakan itu ke teman-teman di kampung dan di sekolah.. #gakcoolbanget >.<

7. Macam-macam Cerpen


Setelah selesai membaca semuanya, baru saya membaca cerpen-cerpen yang ada. Lumayan buat bahan mengarang kalo disuruh Ibu Guru mengarang di kelas. Yang paling saya ingat, judul cerpen tersebut adalah ”Kisah Punggung Kura-kura” kurang lebih ceritanya awal mula Si Kura-kura memiliki punggung seperti cermin dan lari sangat kencang bahkan bisa terbang. Namun karena Si Kura-kura sombong, Tuhan menghukumnya dengan menghujamkan petir ke punggung kura-kura tersebut hingga membuat retak punggungnya dan hanya bisa berjalan merangkak. Well, cerita seperti itu sangat efektif untuk menakuti saya. Pada saat itu saya mengepalkan tangan ke atas, tatapan tajam, memakai ikat kepala dan berjanji untuk diri sendiri bahwa tidak akan sombong sedikit pun. Yaaah.. memang cerita semacam itu selalu bisa membodohi anak-anak.
Ada satu cerita lagi yang selalu saya ingat, cerita itu berjudul: “Kini Tomi Suka Tomat” tapi agaknya saya gak perlu cerita tentang cerpen ini. Endingnya aja udah disebutin di judul. -_-“

Jarum jam menunjukkan pukul 00:16 WIB, Lampu neon putih masih menyala, Sesekali mulut menganga, menguap pertanda mata ini sudah lelah. Agaknya, romantisme masa anak-anak memang selalu indah untuk dikenang. Selalu tertawa tanpa ada beban. Ingin sekali mengulang keceriaan masa itu. Menekan tombol rewind, yang berarti kembali ke masa lalu. Melihat dengan jelas senyum papa, senyum mama, senyum kakak, dan senyum Eyang Putri. Jauh di seberang lautan luas. Iya.. saya rindu masa-masa itu.

Kok ngaco semua gambarnya vo? tau tuh nyari2 di mbah google gak ketemu2.. malah itu semua yang keluar...

Selesai

Gambar diambil dari sini, sinu, sono, sunu, sana, siene dan siempre>

10 komentar:

  • Lisa mengatakan...

    wah, bener2 ngerasa flashback ke belakang... malahan dulu waktu jaman SD q pernah bikin persewaannya di sekolah saking bejibunnya majalah Mentari Putera Harapan di rumah. Waktu itu tarif sewanya Rp 100-300,-/hari. Hahaha, dan akhirnya banyak yang ilang di tangan temen2 sekelas =="

  • Unknown mengatakan...

    Makasih nih udah ngingetin masa masih bau kencur..hehe. Cara buka majalahnya juga sama tuh...wah gokil nih ya brarti majalah putra harapan bs mendoktrin anak kecil sampe ke cara buka majalahnya #lebay

  • Eneft A. Rahman mengatakan...

    setelah baca tulisan ini saya jadi kangen sama majalah2 saya dirumah, masih ada apa enggak ya. jangan2 udah dikiloin ��
    apa kabar ya sekarang Gino Cs (gino, matkribo, tiwuk), hamindalid ? terakhir baca majalah mentari pas tahun 2009. iseng aja beli buat mengenang eh ternya isinya udah gak kayak dulu, hamindalid udah jadi hamimud dan critanya udah gak selucu dan seseru dulu. yang paling saya inget diceritanya hamindalid itu ada karakter "yah kentir" orang gila yang suka ngejar laki2 hahaha seru ��

  • NKRI mengatakan...

    Kalo saya waktu SD pertengahan Th '80-an pernah sebentar langganan Majalah Mentari, yg saya suka komik kisah Ejal si Perkasa, anak SD Pangudi Luhur yg bisa berubah mirip Hulk & Peribahasa bergambar.

  • Unknown mengatakan...

    Jadi inget masa kecilku jg..pas SD kakakku baca hamindalid jg..trs tertawa ngakak.. akhirnya q ikutan baca niru kakak..padahal blm bs baca😁😁

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Bravo | TNB