-Backsound: Everything’s Magic- Angels &Airwaves-
Handshake; adalah sebuah simbol kerukunan, simbol persahabatan, simbol persetujuan, simbol kesepahaman, simbol penghormatan dan tentunya penghargaan.
Pernahkan anda melihat barrack obama berjabat tangan dengan Hosni Mubarrak (lagi ngetrend nih) iya.. itulah handshake menajdi sebuah penghormatan dan kesepahaman.
Pernahkah anda merasakan ketika masih menggunakan celana pendek berwarna merah, berebut chiki balls rasa coklat dan rasa barbekyu dengan teman anda, kemudian datang Ibu Guru baik hati melerai anda dan menyuruh untuk berjabat tangan. Ya..itulah handshake sebagai sebuah tanda persahabatan.
Pernahkah anda mendengar ketika seseorang pegawai pelaksana berjabat tangan dengan Ibu menteri dan kemudian berkata,”Ya ampuuuun.. aku habis salaman sama Ibu Menteri...waaaah senangnya.” (dengan wajah suneo yang sedang pamer kepada nobita). Ya itulah handshake menjadi sebuah kebanggaan.
Atau pernahkah anda melihat ketika seorang anak-anak wanita yang masih mengenyam pendidikan tingkat akhir sekolah dengan rambut yang dicatok dan memakai kaos kaki panjang saat sekolah berkata,” Eh tau gak sih loh... guweh abis salaman sama Suju di Singapore kemaren...waaaaaa,” (dengan memperlihatkan kerlap kerlip behel warna pink). Ya.. itulah handshake menjadi sebuah simbol kebanggan.
Atau ketika anda melihat seseorang berkacamata hitam dengan kaos kuning celana ijo dipadu dengan sepatu merah berjabat tangan lalu berkata, ”Nama anda siapa? Baiklah perhatikan baik-baik, kalau anda melihat api.. anda akan tertidur.” Ya..itulah berjabat tangan sebagai sebuah perkenalan dan masuk ke sugesti hipnotis (Tuh kan,.,mulai ngaco.. serius lah vo..)
Nah, semua di sini bakalan bilang kalo berjabat tangan itu merupakan suatu kelaziman, dan simbol dari penghormatan seseorang, namun bagaimana jika yang berjabat tangan dengan berbeda jenis, antara pria dan wanita. Sebagai contoh, ketika seorang perjaka berkenalan dengan wanita sebut saja mawar, ”Neng, kenalin nama saya Zaenal, bapak eneng tukang bangunan ya? Pantesan tangannya alus, tiap hari diamplas” (gombalan gagal)
Bailah lupakan gombal gagal tadi, yang hendak saya bahas di sini adalah cara pandang islam dalam berjabat tangan dengan lain jenis. Vo,, ngaca dulu laah sapa sih kamu berani-beraninya ngeluarin fatwa? Weits..tenang-tenang, bukan saya yang memberikan fatwa, saya di sini tidak lebih hanya menuliskan kembali pendapat DR. Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya berjudul Hadyul Islam Fatawi Mu’ashirah jilid yang kedua atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Fatwa-fatwa kontemporer” , Dikarenakan penjelasannya dalam buku tersebut sangatlah panjang dengan berbagai dalil yang memperbolehkan dan yang mengharamkan,(pokoknya panjang banget, ilmu saya cetek banget-gak nyampe) berikut saya tuliskan kembali kesimpulan akhir dari bab tersebut :
Pertama, bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan itu hanya diperbolehkan apabila tidak disertai dengan syahwat serta aman dari fitnah. Apabila dikhawatirkan terjadi fitnah terhadap salah satunya, atau disertai syahwat dan taladzdzudz (berlezat-lezat) dari salah satunya (apa lagi keduanga;penj.) maka keharaman berjabat tangan tidak diragukan lagi.
Bahkan seandainya kedua syarat ini tidak terpenuhi –yaitu tiadanya syahwat dan aman dari fitnah—meskipun jabatan tangan itu antara seseorang dengan mahramnya seperti bibinya, saudara sepersusuan, anak tirinya, ibu tirinya, mertuanya, atau lainnya, maka berjabat tangan pada kondisi Bahkan berjabat tangan dengan anak yang masih kecil pun haram hukumnya jika kedua syarat itu tidak terpenuhi.
Kedua, hendaklah berjabat tangan itu sebatas ada kebutuhan saja, seperti yang disebutkan dalam pernyataan di atas, yaitu dengan kerabat atau semenda (besan) yang terjadi hubungan yang erat dan akrab di antara mereka; dan tidak baik hal ini diperluas kepada orang lain, demi membendung pintu kerusakan, menjauhi syubhat, mengambil sikap hati-hati, dan meneladani Nabi saw. –tidak ada riwayat kuat yang menyebutkan bahwa beliau pernah berjabat tangan dengan wanita lain (bukan kerabat atau tidak mempunyai hubungan yang erat)
Dan yang lebih utama bagi seorang muslim atau muslimah –yang komitmen pada agamanya—ialah tidak memulai berjabat tangan dengan lain jenis. Tetapi, apabila diajak berjabat tangan barulah ia menjabat tangannya.
Saya tetapkan keputusan ini untuk dilaksanakan oleh orang yang memerlukannya tanpa merasa telah mengabaikan agamanya, dan bagi orang yang telah mengetahui tidak usah mengeingkarinya selama masih ada kemungkinan untuk berijtihad.
Wallahu a’lam.
Nah, itulah islam memandang berjabat tangan, memang banyak pendapat tentang hukum berjabat tangan dengan lawan jenis dalam islam, baik itu memperbolehkan bahkan mengharamkan. Maka jikalau ada yang berpendapat lain dengan dalil-dalil lain, monggo, itu sah-sah saja. Namun, jika ada lawan jenis yang menolak berjabat tangan dengan anda, itu semata-mata hanyalah sebuah upaya dia untuk menjaga diri. Karena berdasarkan pengalaman, ketika saya bersalaman dengan wanita yang saya kagumi, serasa menyentuh seorang bidadari, serasa everything’s magic, halus telapak tangannya masih terasa hingga 7 hari 7 malam. Mungkin anda menertawakan saya, silahkan saja kalau anda mengatakan katrok, berpikiran sempit, atau apa laah.. tapi ini sungguh benar terjadi, tidak ada yang dilebih-lebihkan. Maka dari itu, izinkan saya untuk menjaga diri saya, menjaga fikiran yang jauh dari dzikrullah, menjaga kadar keimanan yang sangat mudah terbolak-balik.
Penolakan untuk berjabat tangan dengan lawan jenis semata-mata bukan menganggap najis, semata-mata bukan..
sekali lagi izinkan untuk menjaga diri pribadi, menjaga tangan ini yang senantiasa mengirimkan impuls-impuls melalui sistem saraf dan tersimpan dalam memori di otak.
Tolong.. izinkan saya..
(kok akhirnya jadi memelas gini... biar gak sad ending kita ganti backsound Walau tanpa bintang-Anang dan Aurrel aja *sambil nyanyi di bawah guyuran hujan*)
gambar diambil dari im-lunz.blogspot.com dan warungmp3.com
-Selesai-
2 komentar:
Sip... ^^
fotoku lapo dipajang iku??? :P
Posting Komentar