The Magic of Shodaqoh

Jumat, 14 Oktober 2011 0 komentar



(Backsound: Miracle Of Life-Yngwie Malmsteen)

Dada berdegup kencang, hati berdebar samar, berpacu dengan detak jam dinding yang seakan enggan untuk berhenti.

“Anjrit... Travel agennya salah nyatet tanggal..!!!”, Sumpah serapah mulai membuncah dalam kata-kata.

“Trus gimana? Pesawat take off jam setengah lima, sekarang sudah jam setengah dua..” ujar kakak ipar gendut imut-imut berdebar turut. “Telpon Mas aja, minta tolong diantar ke terminal..” sambungnya pelan.

Suzuki smash merah kenangan semalam itu akhirnya datang, disusul langkah jalang tunggang langgang , seraya pelan berharap, Semoga saja ada bus yang dengan kecepatan tinggi menembus Malang-Surabaya dengan satu setengah jam. Agar bisa check in tepat waktu.

Bus itu bernama Tentrem, diujung pintu keluar terminal. Sayup-sayup terdengar lagu dangdut Terminal Arjosari, yang masih hafal benar liriknya di luar kepala. Ah sudahlah.. tak ada waktu untuk melantunkan lagu itu. Seperti naik Kopaja di Jakarta, satu kali lompatan kecil dan “Hap..” sampailah ke dalam badan bus dengan penumpang yang entah mengapa senyum melihat wajah saya. Mungkin saja mereka baru pertama kali melihat Afghan naik bus ekonomi, Malang-Surabaya. Eitss... ada yang salah. Ternyata benar ini bus ekonomi, bukan Bus Patas.

*Mendadak Galau*


Seharusnya saya turun dan tukar bus dengan bus Patas. Tapi entah mengapa, saya memutuskan untuk duduk dan pasrah seolah menyerah dan lelah. Hingga setiap bus mulai “ngetem” menunggu satu-dua penumpang, muncul pula sebelas-dua belas umpatan.
Jendela kaca bus tak sepenuhnya berpendar, terlihat bayang wajah samar-samar, sisa pahit mudik ke Malang tiga hari ke belakang pun seolah turut bersandar dalam penyesalan, semua jauh dari rencana. Ah.. apalah yang bisa diperbuat seorang manusia tanpa Sang Maha perencana.

Kembali smartphone Nokia E63 warna merah hati diutak-atik. Membuka aplikasi nimbuz yang selalu setia menemani kesendirian dan kesepian, ah.. lebih identik dengan kegalauan.

Saat itu pula lah dalam bising lalu lalang manusia bercampur dengan peluh dan dan keringat yang mengucur di tengah panasnya kota Malang, terbacalah beberapa sms beberapa teman yang sedang membutuhkan bantuan dana. Setelah itu jemari mulai menjelajahi aplikasi mobile banking yang memberi kemudahan bertransaksi kapan pun dan di mana pun.

*klitik*

Nada dering notifikasi sms pun segera berbunyi, terbaca,

“Anda telah mentransfer uang sejumlah bla bla bla kepada bla bla bla dengan nomor transaksi bla bla bla...”


beberapa detik kemudian..

*klitik*

“penumpang yang terhormat, GA054/10/OKTOBER/SURABAYA-BANJAR Akan di berangkatkan pukul 17.25 WIB. Informasi hub.08041080808”
Sender: Citilink


Hening...

Sebuah keajaiban dari Sang Maha Perencana, The Best Director...

Sepanjang perjalanan, hanya senyuman yang tak henti-hentinya menghiasi wajah ini, hingga saya niatkan setiap satu pedagang yang lewat, saya akan membeli satu atau dua barang dagangannya. Untung saja tidak ada pedagang Honda Jazz eceran di atas bus.

---

Juanda International airport menjadi langkah selanjutnya, tepat pukul 16.15 WIB.
“Mas, pesawatnya kena delay mas ya?”, berkata saya dengan sedikit senyum irit

“Iya mas... maaf ada kendala operasional..” petugas itu nyengir nyinyir.

“Gak papa kok mas, justru saya yang banyak terima kasih, berkat delay satu jam, saya gagal untuk terlambat naik pesawat.. Terima kasih banyak mas...“

Saya terima tiket lengkap dengan bukti pembayaran airport tax, membeli satu dua roti dan minuman, kemudian menghilang di kerumunan.

Benar-benar tak menyangka, Jauh dari bayangan dan angan-angan, dengan tambahan satu jam saja. Hal itu bukan saja membuat waktu yag cukup untuk mengejar check in, tapi juga waktu yang cukup untuk mempersiapkan berbuka di dalam pesawat. Waktu yang cukup, tak terlambat dan tak terlalu lama menunggu. Subhanallah..

Ketika kita jengah dan lelah atas apa yang tak sesuai dengan rencana...
Terkadang sedekah dan pasrah menjadi jalan keluar yang tak pernah diduga.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Bravo | TNB