Sakinah, Mawaddah, Warrahmah (Apaan tuh??)

Senin, 23 Mei 2011 2 komentar



Backsound: Marry You-Bravo Mars


Bulan sedang bundar-bundarnya, cerah namun tertutup atap plafon tanpa jelaga. Suara musik organ tunggal berdendang riuh gemuruh, penyanyinya mengenakan gaun malam berteriak lagu-lagu everlasting love yang nampaknya seolah bagaikan mini compo yang diputar berulang-ulang, iya... tiada yang menghiraukan. Di atas pelaminan bersanding sepasang kekasih yang akhirnya bisa mengubah dosa-dosa menjadi ibadah berbuah pahala. Saya sendiri sedang sibuk-sibuknya memegang mangkok kaca bening dengan tangan kiri, bersanding dengan sendok imut-imut di tangan kanan. Menciduk sedikit demi sedikit paduan air manis dengan buah warna-warni yang dipotong-potong kotak-kotak. Tak lama kemudian terdengar anak kecil berbicara kepada Ibunya, “Mama.. sakinah mawaddah warahmah itu apa ma?” Polos sih... tapi dalem.


Well, pada waktu itu saya memang bener-bener gak ngerti apa itu sakinah, mawadah dan warrahmah. Tapi setelah menjejalkan headset dan memainkan MP3 ceramah Ust. Salim A Fillah tentang Psikologi Pernikahan saya dengarkan dan kebetulan sedikit menyinggung hal tersebut, akhirnya saya mengerti arti makna per kata dari kalimat doa tersebut. Okelah cekidot kita kupas satu-satu:

1. Sakinah, cinta yang menentramkan

Semua orang yang menikah selalu ingin hidupnya lebih tentram. Tentram dalam hal ini berarti juga perasaan damai dan tenang. Tentram juga berarti gak galau, dan kita tahu sendiri kalau perasaan galau itu adalah penurun produktivitas. Kalau ditarik lebih dalam lagi, galau itu emang ujung-ujungnya masalah pasangan, masalah kesendirian, masalah kesepian, masalah tidak adanya tempat untuk mencurahkan rasa cinta yang terkadang kayak mau tumpah (Kok tau vo.. sering galau ya? | O(*3*)—o(x.O) #hakdush).

Nah, menurut penelitian memang seseorang yang sudah menikah akan jauh lebih produktif dibanding yang belum menikah. Dianjurkan juga, sebaiknya memilih pasangan hidup hanya dari kecantikannya saja, boleh jadi kecantikan itu mengurangi perasaan tentram (tapi kayaknya kalo gak cantik bakal lebih gak tentram deh vo..| O(*3*)—o(x.O) #hakdush ).

Kita juga sebaiknya tidak memilih pasangan hidup hanya karena harta dan kedudukannya saja, boleh jadi harta dan kedudukannya itu mengurangi perasaan tentram dalam hatinya. Intinya kita cari pasangan yang menentramkan hati. Dan apakah yang bisa menentramkan hati? Tentu saja agamanya.
Kalimat tentram di sini juga berlaku untuk lingkungan sekitar, keluarga, tetangga dan makhluk-makhluk Allah yang lain. Pernikahan sebaiknya mendatangkan ketentraman juga bagi mertua, bagi saudara-saudara, bagi tetangga bahkan seluruh dunia (Langsung bayangin William and Kate melambaikan tangan). Intinya menjadi pasangan yang membuat orang tersenyum ketika kita jalan berdua. Tersenyum bahagia tentunya.

Indikator ketentraman yang paling mudah dilihat adalah lihat aja berat badan sebelum dan sesudah menikah, biasanya orang tentram itu jadi lebih gemuk. Tapi ini biasanya lho..


2. Mawaddah, Cinta yang menggebu (Romantisme)

Oww.. ternyata doanya so sweet banget, Orang-orang mendoakan agar pernikahan kita romantis. Kenapa sih romantis vo? Karena emang umur cinta manusia itu kadang naik turun. Tapi ini bisa diperpanjang dengan sisi romantisme dalam setiap manusia, iya setiap manusia, semua manusia pasti dianugerahi sisi romantis dalam dirinya. Semua pria pasti dianugerahi kekuatan untuk nggombalin cewek dan cewek itu selalu mudah untuk digombali cowok. Nah, sisi pergombalan ini bisa masuk dalam kategori romantis.

Cinta yang menggebu inilah yang menyebabkan ada kata-kata, “Ooh pantes mereka baru nikah..” dan bayangkan saja kita didoakan agar suasana sesaat setelah menikah bisa dipertahankan hingga maut memisahkan.

Menurut buku “Erotic Romantic” National Geographic, umur cinta manusia itu juga dikendalikan secara hormonal oleh beberapa neurotransmitter dalam otak yang umurnya itu gak sampe 4 tahun aja, maka dari itu banyak pasangan yang merasa hambar setelah 4 tahun jalan. Tapi hormon ini umurnya dapat diperpanjang ketika adrenalin bekerja. Tahu kan bagaimana adrenalin bekerja? Yap benar sekali, hormon ini bekerja ketika sedang tegang, ketika menghadapi tantangan. Maka dari itu ada hadist untuk segeralah menikah, karena ketika kita menikah muda, tantangan dan kemapanan itu belum diraih. Mimpi-mimpi dalam hidup ini masih membumbung tinggi. Ketika kita menikah sudah punya mobil, sudah punya rumah, sudah punya semuanya biasanya umur pernikahan itu pendek, lihat saja para artis. Tapi ketika bersama dalam kesusahan, umur pernikahan itu bisa panjang, contohnya saja Pak Habibie dan Alm. Bu Ainun yang everlasting love banget. Ternyata dibalik kehebatan cintanya, Beliau berdua hidup dalam rumah yang sangat sederhana dan juga himpitan financial ketika tinggal di Jerman sana. So, masih kah kita menunggu harus punya ini dan itu ketika menikah?

(Bentar vo.. kalo adrenalin dapat memperpanjang umur cinta seseorang, sepertinya bulan madu paling romantis adalah naik Tornado di Dufan. | O(*3*)—o(x.O) #hakdush)


3. Rohmah, cinta yang tercurah

Rohmah atau rahmat itu seperti cinta Tuhan kepada hambanya.. seperti mentari menyinari bumi, seperti angin membelai dedaunan, tak pernah meminta kembali.
Dalam cinta manusia kita juga diharapkan seperti itu, karena cinta itu kata kerja aktif, bukan kata kerja pasif.. “To Love” bukan “To be Loved”
Jika semua pasangan mengetahui dengan benar ilmu dalam bercinta dan mencintai mungkin tidak akan ada perceraian, namun sedikit banyak dalam hati manusia selalu ada perasaan ingin untuk dicintai, meski hanya setitik, itu pasti ada. Maka dari itu kita selalu ada doa arrohmah setelah sakinah dan mawaddah.

Mencintai identik dengan kesempurnaan, namun kita semua tahu. yaaa.. karena manusia diciptakan tidak ada yang sempurna, semua pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Mencintai kelebihan sesorang itu mudah, namun mencintai kekurangan seseorang itu baru istimewa. Kita bisa melihat contoh pada Rasulullah yang pernah menikahi Ibunda Khadijah dan Ibunda Aisyah. (Waaah voo.. kalo nikah sama dua orang itu sapa aja juga mau, wanita terbaik tuh) Eits jangan salah, saya kira saya pun gak akan sanggup menerima kekurangan mereka.

Khadijah, seorang yang kaya, setia, pengertian, lemah lembut, tapi apakah kamu mau menikahi wanita yang umurnya 15 tahun lebih tua daripada kamu. Kalo diibaratin, Khadijah udah Kuliah, Muhammad baru masuk SD. Apalagi predikat kaya yang disematkan dalam diri Khadijah, siapapun pasti mengatakan,”Ah.. pasti itu cuma nyari hartanya doang..”, dan fitnah-fitnah semacam itu akan selalu memekkan telinga. Jadi, apakah anda masih mau seperti Khadijah?

Aisha, cantik, imut-imut, cerdas, periang, sedikit manja. Tapi apakah sanggup menerima kecemburuannya yang berlebihan? Ada sebuah riwayat yang dikisahkan bahwa pada suatu ketika, Rasulullah SAW sedang menemui tamunya. Kemudian salah satu istri Rasulullah ada yang membuat sebuah kudapan untuk tamu, dan ketika telah dihidangkan di atas meja tiba-tiba Aisha datang, merebut piring itu dan membanting di depan tamu. Ketika saat itu terjadi, Nabi Muhammad hanya mengatakan, “Maaf.. istri saya sedang cemburu..”

Subhanallah sekali ketika itu Rasul tidak marah.

Bagaimana jika istri anda seperti itu? Sanggup beristrikan seorang Aisha?

Semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun sudah selayaknya lah kita mencurahkan cinta bagai mentari menyinari dunia, bagai angin membelai daun, bagai Tuhan mencinta hambanya. Kekurangan bukan menjadi halangan untuk mencintai.

Sakit pada sekujur tubuhmu bukan menjadi halangan diri ini untuk mencintaimu,
Tuhan telah menetapkan usia kita masing-masing.
Mungkin saja Tuhan mengambil nyawa ini jauh sebelum takdirmu. So, let’s heal it together... :)



selesai

2 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Bravo | TNB